Jurnal
Praktikum
I. Percobaan ke : 7
II. Tanggal Praktikum : 28 November 2012
III. Judul Percobaan : Menentukan Harga Tetapan Kesetimbangan
IV. Tujuan Percobaan
1.
Menentukan hargaKberdasarkan hukum Beer
2.Menentukan harga tetapan kesetimbangan (K)
dari
3.
Menerapkan prinsip Le Chaterlier
V. Landasan Teori
Reaksi
kimia pada umumnya berada pada keadaan berkesetimbangan. Reaksi pada keadaan
setimbang dapat dikenal dari sifat makroskopik (seperti warna, konsentrasi,
dll) yang tidak berubah (pada suhu tetap) setelah dicapai kondisi setimbang
tetapi gejala molekulernya terus berubah dalam dua arah secara sinambung. Sifat
makroskopis yang paling mudah diamati, untuk menentukan sistem telah mencapai
kondisi setimbang atau tidak, adalah perubahan warna larutan.
Pada
suatu sistem kestimbangan kimia terdapat suatu hubungan yang sederhana antara
konsentrasi hasil reaksi dan konsentraksi pereaksi. Untuk reaksi umum Aa + Bb
-> Cc + dD
Dimana
K adalah tetapan kesetimbangan.
Dalam
percobaan ini akan ditentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi itu. Tetapan
kesetimbangannya akan dirumuskan sebagai:
[
][SCN]
Jika
semua konsentrasi diukur, maka K mudah dihitung. Berhubung pereaksi tidak
berwarna, sedangkan ion kompleksnya berwarna tajam,, maka kita dapat
menggunakan spektrofotometer untuk memnatau serapan ion kompleks tanpa
menggangu pereaksi lain yang ada. Serapan (A) berbanding lurus dengan
konsentrasi (C) spesies yang menyerap cahaya (dalam hal ini Fe(SCN)2+ sesuai
dengan hukum beer.
1. Hukum
Beer
Menyelidiki
hubungan antara intensitas serapan dan konsentrasi media yang berupa larutan
pada table media tetap.
Syarat-syarat penggunaan hukum beer :
a. Syarat
konsentrasi = konsetrasi harus rendah, karena Beer baik pada larutan encer
b. Syarat
kimia = zat yang diukur harus stabil
c. Syarat
cahaya = cahaya yang dipakai harus monokromatik
d. Syarat
kejernihan = larutan yang diukur harus jernih
Hukum Beer yaitu A = abc untuk dua larutan diatas maka Ax = abxcx dan A
= abycy = Ay. Jika larutan
mempunyai kesetimbangan optic, sehingga persamaan diatas dapat menjadi :
Ax = Ay
abxcx
=
abycy
Asalkan nilai A tetap
Kita yang dapat menguji persamaan
tersebut secara eksperimen dengan keadaan berikut :
a. cxby
tetap,
sedangkan cyby
bervariasi
b. cxbx
tetap, sedangkan cy
bervariasi
c. cxby
tetap,
sedangkan by bervariasi
Hal diatas dapat dilakukan dengan :
a. Metode
deret standar (missal tabung Nessler)
Tabung-tabung seragam yang tidak
berwarna dengan dasar datar (disebut tabung Nessler) digunakan untuk menampung
larutan berwarna dengan jumlah volume tertentu. Pada dasarnya, pengukur nessler
bekerja berdasarkan prinsip perbandingan warna
b. Metode
pengenceran
Larutan sampel dan larutan standar
dengan konsentrasi cx dan cy ditempatkan pada tabung kaca
dengan ukuran yang sama. Larutan yang lebih pekat diencerkan sampai warnanya
mempunyai intensitas yang sama dengan yang lebih encer.
c. Metode
kesetimbangan
Metode kesetimbangan adalah metode yang
paling umum digunakan pada kolorimetri visual.
Namun
masih ada masalah. Untuk menentukan K, serapan daerah sederet larutan dengan
jumlah ion kompleks diketahui haruslah diukur dulu. Bagaimana mengetahui
banyaknya ion Fe(SCN)2+ kuantitas pereaksi secara stoikiometri tidak akan
membantu.
Kesulitan
ini dapat diatasi. Prinsip Le chatelier menyatakan bahwa pereaksi dari kiri ke
kanan dapat dicapai bila lebih bnayak pereaksi ditambahkan. Semkain banyak
pereaksi ditambahkan, semakin bnayak produk terbentuk.
Alat dan Bahan
1.
Alat
2. Bahan
-
Tabung reaksi - larutan KSCN 1M
-
Pipet tetes -larutan H(NO3)2
-
Gelas ukur -larutan
Fe(NO3)3
-
Labu ukur -air suling
VI. Prosedur Percobaan
Kita akan menggunakan
larutan KSCN 1M dan 0,0025 dalam percobaan ini jangan sampai keliru.
1.
Gunakan pipet tetes untuk mengambil b2
ml larutan Fe(NO3)2 0,0025 M (larutan Fe dibuat dalam larutan Asam nitrat 0,1
M), Pindahkan ke labu takar atau gelas ukur 5 ml, lalu tambhkan air suling
sampai tanda tera.
2.
Bila pipet tetes beberapa kali dengan
larutan ini
3.
Denngan pipet ini maukan larutan Fe
encer ke dalam tabung reaksi dengan komposisi
Nomor
Tabung
|
Fe(NO3)3
Encer (ml)
|
KSCN 1M
(ml)
|
HNO3 0,1 M
(ml)
|
1
|
1,0
|
5,0
|
4,0
|
2
|
2,0
|
5,0
|
3,0
|
3
|
3,0
|
5,0
|
2,0
|
4
|
4,0
|
5,0
|
1,0
|
5
|
5,0
|
5,0
|
0
|
4.
Tutup tabung reaksi dan kocok
bolak-balik.
5.
Ukur serapan setiap larutan pada panjang
gelombang 440 nm.
Penentuan
harga K
1. Sediakan
5 tabung reaksi kering beri nomor 6 hingga 10
2. 2.
Gunakan larutan Fe(NO3)3 0,0025 dalam percobaan ini (bukan yang encer)
3. Gunakan
KSCN 0,025untuk percobaan ini
4. Dengan pipet bersih alihkan larutan ke dalam
tabung reaksi sesuai dengan komposisi pada tabel. Setelah dikocok dengan
seksama, ukurlah serapannya pada panjang gelombang 440 nm.
5. 5.
Cuci dan keringkan tabung reaksi, beri nomor 11hingga 15 lalu buatlah campuran
sesuai dengan komposisi yang ditentukan pada tabel. Kocok tabung ukur lagi pada
panjang gelombang yang sama.
VII.
Hasil
Pengamatan :
Data Pengamatan
No
|
Percobaan
|
Hasil
|
|
Reaksi-reaksi pendahuluan
a. Tabung
reaksi I
-
Penambahan 4 ml HNO3 0,1M
dengan 1 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 5 ml KSCN 1 M
b. Tabung
reaksi II
-
Penambahan 3 ml HNO3 0,1M
dengan 2 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 5 ml KSCN 1 M
c. Tabung
reaksi III
-
Penambahan 2 ml HNO3 0,1M
dengan 3 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 5 ml KSCN 1 M
d. Tabung
reaksi IV
-
Penambahan 1 ml HNO3 0,1M
dengan 4 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 5 ml KSCN 1 M
e.
Tabung reaksi V
-
Penambahan 0 ml HNO3 0,1M
dengan 5 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 5 ml KSCN 1 M
f. Tabung Reaksi VI
-
Penambahan 5 ml HNO3 0,1M
dengan 1ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 1 ml KSCN 1 M
g.
Tabung Reaksi VII
-
Penambahan 4,5 ml HNO3 0,1M
dengan 1 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 1,5 ml KSCN 1 M
h.
Tabung Reaksi VIII
-
Penambahan 4,0 ml HNO3 0,1M
dengan 1 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 2 ml KSCN 1 M
i.
Tabung Reaksi IX
-
Penambahan 3,5 ml HNO3 0,1M
dengan 1 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 2,5 ml KSCN 1 M
j.
Tabung Reaksi X
-
Penambahan 3,0 ml HNO3 0,1M
dengan 1 ml Fe (NO3)3 0,0025 M
kemudian ditambah dengan larutan 3 ml KSCN 1 M
k.
Tabung Reaksi XI
-
Penambahan 4 ml HNO3 0,1M
dengan 2 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 1ml KSCN 1 M
l.
Tabung Reaksi XII
-
Penambahan 3,5 ml HNO3 0,1M
dengan 2,0 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 1,5 ml KSCN 1 M
m.
Tabung Reaksi XIII
-
Penambahan 3,0 ml HNO3 0,1M
dengan 2,0 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 2,0 ml KSCN 1 M
n.
Tabung Reaksi XIV
-
Penambahan 2,5 ml HNO3 0,1M
dengan 2,0 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 2,5 ml KSCN 1 M
o.
Tabung Reaksi XV
-
Penambahan 2,0 ml HNO3 0,1M
dengan 2,0 ml Fe (NO3)3
0,0025 M kemudian ditambah dengan larutan 3,0 ml KSCN 1 M
|
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi Kuning bening kemudian menjadi
merah pekat.
Menjadi Kuning bening kemudian menjadi merah
pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pe
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
Menjadi
Kuning bening kemudian menjadi merah pekat.
|
VIII.
Analisis
Data :
Analisa Bahan
1. KSCN
-
Berbentuk kristal
-
Mempunyai titik lebur sampai 173oC
-
Dalam keadaan suhu 30oC dengan
nomor polimernya 50
-
Digunakan sebagai racun tikus, lembaran
garamnya bercorak bergilir dari warna coklat, hijau, biru kembali putih sewaktu
kondisi pendinginan
-
Menyebabkan iritasi pada kulit
2. Fe(NO3)3
-
Berbentuk Kristal berwarna ungu tua
sampai putih keabu-abuan
-
Dapat dipakai sebagai reagen dalam
analisa kimia
-
Memiliki titik didih 47oC
3. Aquades
Dari istilah aquadestilata yang berarti
air suling, air yang diperoleh pada pengembunan uap air akibat penguapan air
atau pendidihan air.
(Mulyono, 2005)
Sifat
fisik :
-
titik beku 0oC, titik leleh
100oC
-
terdapat dalam wujud gas, padat, dan cair
-
tidak berwarna, berasa, dan berbau
Sifat kimia :
-
merupakan persenyawaan hydrogen dan
oksigen
-
merupakan zat pelarut yang baik
-
terdapat dalam keadaan tidak murni di
alam
IX. Persamaan Reaksi
Fe3+(aq)
+ SCN–(aq) ⇆ Fe(SCN)2+(aq)
Pereaksi
A sebagian berubah menjadi B, dan sisanya tetap sebagai A. Konsentrasi molar
pada keadaaan setimbang adalah (A) sisa dan (B) hasil reaksi.
X. Pembahasan :
Pada
percobaan ini, reaksi pendahuluan dilakukan dengan mereaksikan KSCN 1 M dan
Fe(NO3)3 0,0025 M yang hasilnya akan dibagi kedalam 15
tabung reaksi. Reaksi yang terjadi adalah :
Fe(NO3)3
+ 3 KSCN = FeSCN2+ + 3 KNO3 + 2 SCN-
Pada
tabung reaksi I digunakan sebagai pembanding, yaitu larutan yang digunakan
sebagai acuan pembanding dengan larutan pada tabung lainnya. Larutan pembanding
hanya berisi campuran antara Fe (NO3)3 dan KSCN saja.
Hasil campuran tersebut menghasilkan larutan yang berwarna kuning bening.
Setelah
dibandingkan dengan larutan pembanding, hasilnya dapat diketahui bahwa
konsentrasi larutan pada tabung II lebih pekat daripada larutan tabung I.
Pada tabung reaksi III berisi
larutan pembanding yang ditambah dengan Fe(NO3)3
berlebih. Hasilnya larutan tersebut menjadi lebih pekat daripada larutan pembanding,
warnanya lebih kuning dari larutan pembanding. Hal ini juga sesuai dengan asas
le cathelier.
XI. Kesimpulan :
Suatu reaksi kimia mencapai
kesetimbangan, jika laju reaksi ke kanan sama dengan laju reaksi ke kiri
sehingga tidak terjadi lagi perubahan dalam sistem kesetimbangan. Pada keadaan
setimbang, tidak ada perubahan yang dapat diamati atau diukur sehingga tidak
ada perubahan tidak ada perubahan makroskopis.
XII.
Daftar
Pustaka :
Beran & Brady.1978.Laboratory Manual for Genel Chemistry.
New York : John Wiley &Sons,Inc.
Sunarya,Yayan dkk.2001.
Praktikum Kimia Dasar I. Bandung :
Kimia FPMIPA UPI
Brescia,Frank et. Al.
1980. Fundamental of Chemistry Laboratory Students. 4 th. Ed. New York :
Academic Press, Inc
Lampiran :
Menentukan
Harga Tetapan Setimbang
Disusun
Oleh:
Kel.6
Muh. Anggi
Prasetya (06121011006)
Muhammad Sodik
(06121011012)
Rista Lestari
(06121011018)
Noviyanti
(061210110240
Deby Permata Sari
(06121011030)
Tri Nanda Amilia
(06121011036)
gNurdesiana
(06121011042)
Pendidikan
Fisika
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Srwijaya
0 komentar:
Posting Komentar